Rabu, 15 Mei 2024

Twitter Hapus Akun Buzzer Propaganda China, Rusia, dan Turki

Koresponden:
diksi redaksi
Sabtu, 13 Juni 2020 9:51

Twitter Hapus Akun Buzzer / Daily Mail

"Mereka tweeting terutama dalam bahasa China dan menyebarkan narasi geopolitik yang menguntungkan Partai Komunis China sambil terus mendorong narasi menipu tentang dinamika politik di Hong Kong," tulis Twitter dalam analisisnya pada Jumat (12/6/2020), dikutip dari AFP.

Lembaga Kebijakan Strategis Australia (ASPI) yang menganalisis dataset sebelum pengumuman tersebut mengatakan jaringan tersebut mempengaruhi pandangan dalam China dalam dunia global.

Selain mendorong narasi China tentang protes Hong Kong, jaringan tersebut melakukan hal yang sama untuk pandemi virus corona (COVID-19) dan mengkritik Taiwan.

Beberapa dari kelompok itu juga kemudian "memutar" respons pemerintah AS terhadap aksi protes ketidakadilan rasial "untuk menciptakan persepsi kesetaraan moral dengan penindasan protes di Hong Kong," tulis ASPI.

"Sementara Partai Komunis China tidak akan mengizinkan orang-orang China untuk menggunakan Twitter, analisis kami menunjukkan dengan senang hati menggunakannya untuk menabur propaganda dan disinformasi internasional," tulis Fergus Hanson, direktur pusat cyber ASPI.

Padahal Twitter, YouTube, Google dan Facebook merupakan media sosial yang dilarang di China.

Negara tersebut menggunakan "Great Firewall" guna menyensor informasi negatif yang datang dari internet.

Selain China, salam analisisnya, Twitter mengatakan jaringan Turki terdeteksi pada awal 2020.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews