Sabtu, 18 Mei 2024

Tak Pernah Teraliri Listrik hingga Kelumpuhan Ekonomi saat Kemarau, Warga Desa Tunjungan Menanti Janji Pemerintah

Koresponden:
Alamin
Kamis, 14 Desember 2023 19:1

Kondisi warga Desa Tunjungan, Kecamatan Muara Kaman yang hidup puluhan tahun tanpa listrik dan harus mengalami kesulitan ekonomi saat memasuki musim kemarau. (IST)

Selain para kepala keluarga, kondisi Desa Tunjungan juga mempersulit keadaan anak-anak yang harusnya dimudahkan untuk mengenyam pendidikan. Tanpa aliran listrik, tentu para generasi muda di dua RT Desa Tunjungan ini sangat sulit untuk belajar di malam hari.

“Kekanakan kada pernah belajar malam hari, karena ndak ada listrik mengaliri. Kami juga ibu-ibu ndak ada yang diolah (dilakukan) listrik ndak ada siang-malam,” timpal Rukayah (35).

Kembali ke Yahya, meski dirinya bukan seorang nelayan. Namun profesi sebagai pengumpul dan pengelola gudang pengolahan ikan asin di Desa Tunjungan juga menerima dampak saat musim kemarau.

“Sekitar bulan Juni – Juli, perahu tidak dapat lagi melewati terusan sehingga pengiriman ikan segar terlambat. Kami harus mutar ke Sabintulung,” ujarnya mengeluh.

Lanjut dia, terusan air di Desa Tunjungan menjadi akses vital warga. Sebab terusan air sepanjang enam kilometer itu bisa menjadi rute tercepat warga, yang bisa mencapai Desa Sabintulung dalam waktu 15 menit.

Namun jika kondisi kemarau dan terusan air tidak bisa dilewati, maka warga yang notebene pelayan harus memilik jalur memutar. Dan itu akan memakan waktu hingga 1 jam lamanya.

Selain waktu yang cukup panjang, ongkos bahan bakar juga lebih banyak dikeluarkan jika harus memutar melalu jalur Sungai Kedang Rantau menuju Sabintulung sebelum berakhir di pasar Selili Samarinda.

Tidak hanya warga nelayan dari Desa Tunjungan yang memanfaatkan akses terusan tersebut, namun juga warga nelayan dari desa-desa lain di hulu seperti Desa Liang Buaya, Desa Mulupan dan Desa Sedulang juga mengalami dampak serupa.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews