GULIR KEBAWAH UNTUK MELIHAT BERITA
Trending

FC Twente Persembahkan Dukungan Emosional untuk Mees Hilgers

DIKSI.CO — Hasil imbang tanpa gol antara FC Twente dan SC Telstar pada pekan ke-12 Eredivisie, Sabtu (8/11/2025) dini hari WIB, mungkin tidak meninggalkan banyak cerita di atas lapangan.

Namun momen paling menggetarkan justru terjadi beberapa menit sebelum laga dimulai sebuah pemandangan yang membuat Stadion De Grolsch Veste seakan membeku dalam keharuan.

Para pemain FC Twente, klub yang akrab disapa The Tukkers, memasuki lapangan dengan sesuatu yang berbeda.

Bukan jersey utama berwarna merah khas mereka, melainkan kaus putih sederhana dengan satu kesamaan mencolok: nomor punggung 2 di bagian belakang.

Nomor itu bukan sekadar angka — melainkan milik Mees Hilgers, bek andalan mereka yang saat ini sedang menepi akibat cedera serius.

Di bagian depan kaus, tertera pesan singkat namun penuh makna:

“Mees (Hilgers), cepat sembuh. Kami di sini untukmu.”

Kalimat sederhana itu menjelma menjadi simbol solidaritas di tengah kerasnya kompetisi sepak bola profesional.

Setiap pemain memakainya dengan kebanggaan, seolah ingin berkata bahwa absennya Hilgers tak membuat ia terlupakan.

Suporter Twente yang memenuhi tribun memberi tepuk tangan panjang. Spanduk bertuliskan “Stay Strong, Mees!” juga terlihat di beberapa sudut stadion.

Suasana malam itu tak hanya diwarnai oleh nyanyian dukungan bagi tim, tapi juga oleh rasa haru yang menyelimuti seluruh stadion.

Gestur itu menjadi pengingat bahwa di balik hingar-bingar sepak bola Eropa, masih ada ruang besar untuk empati dan kebersamaan.

Hilgers, pemain berdarah Indonesia-Manado yang kini juga menjadi bagian dari skuad Tim Nasional Indonesia, memang tengah menjalani masa sulit setelah divonis mengalami cedera ligamen lutut (ACL).

Cedera itu didapatnya saat sesi latihan intensif dua pekan lalu.

Hasil pemeriksaan tim medis memastikan bahwa ia membutuhkan waktu pemulihan antara enam hingga sembilan bulan — masa yang bagi pesepak bola profesional terasa seperti keabadian.

Meski begitu, dukungan yang mengalir deras tampaknya memberi tenaga baru bagi bek kelahiran Amersfoort itu.

Melalui akun Instagram pribadinya, Mees Hilgers membagikan tangkapan layar momen rekan-rekannya mengenakan kaus tersebut, disertai emoji hati merah dan kalimat singkat:

“Thank you, brothers. This means everything.”

Ungkapan sederhana itu mencerminkan betapa dalam rasa harunya.

Di dunia sepak bola, pemain sering kali terlihat sebagai sosok tangguh dan tak tergoyahkan, tetapi di balik itu semua, mereka tetap manusia yang membutuhkan dukungan dari rekan dan publik.

Pelatih FC Twente, Joseph Oosting, mengatakan bahwa inisiatif tersebut datang langsung dari para pemain.

“Mereka ingin menunjukkan bahwa Mees bukan hanya bagian dari tim ini di atas kertas, tapi juga di hati mereka. Semua orang tahu betapa pentingnya dia, baik di ruang ganti maupun di lapangan,” ujar Oosting seusai pertandingan.

Oosting menambahkan, meski hasil pertandingan tidak sesuai harapan, semangat tim malam itu terasa berbeda.

“Energinya positif. Ada perasaan saling menguatkan yang luar biasa. Kami bermain untuk seseorang yang sedang berjuang,” katanya.

Hilgers sendiri merupakan salah satu figur penting dalam kebangkitan FC Twente dalam dua musim terakhir.

Dikenal dengan kemampuan membaca permainan dan keberaniannya dalam duel udara, pemain berusia 24 tahun itu juga mencatat debut impresif bersama Timnas Indonesia di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong pada 2024 lalu.

Kehadirannya menjadi simbol dari diaspora pemain keturunan yang memilih membela Merah Putih.

Karena itu, kabar cedera yang menimpanya bukan hanya mengejutkan publik Belanda, tetapi juga para pecinta sepak bola di Indonesia.

Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) bahkan menyampaikan doa lewat unggahan di media sosial resmi mereka: “Semoga lekas pulih, Mees Hilgers. Kami menantikanmu kembali di lapangan.”

Bagi FC Twente, kehilangan Hilgers jelas menjadi pukulan berat.

Namun pesan solidaritas yang mereka tunjukkan di De Grolsch Veste membuktikan satu hal penting: semangat tim tidak selalu diukur dari skor akhir, melainkan dari seberapa kuat mereka berdiri bersama di saat sulit.

“Sepak bola bukan hanya tentang kemenangan,” kata kapten Twente, Robin Pröpper, usai laga. “Ini juga tentang keluarga. Mees adalah bagian dari keluarga kami. Kami akan terus bermain untuknya.”

Malam itu, meski papan skor tetap menunjukkan angka 0-0, FC Twente sejatinya telah memenangkan sesuatu yang jauh lebih berharga — respek dan rasa kemanusiaan.

Di ruang ganti setelah pertandingan, suasana masih hangat. Kaus bernomor 2 itu tak langsung dilepas, beberapa pemain bahkan memotretnya untuk disimpan sebagai kenang-kenangan.

Sebuah simbol bahwa di balik setiap laga, ada kisah tentang manusia, tentang kehilangan, dan tentang harapan untuk bangkit kembali. (*)

Back to top button